Minggu, 14 Desember 2014

Soal dan Jawaban Teknik Komputer dan Jaringan

     Soal
  1. Dalam aplikasi wireless LAN menghubungkan gedung satu dengan yang lain, terdapat 2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar gedung, yaitu Point to Point (PTP), dan Point to Multipoint (PTMP). Jelaskan dua bentuk dari konektivitas tersebut!
  2. Apa yang dimaksud dengan frekuensi radio?
  3. Dalam teknologi spread spectrum hanya dua tipe yang disetujui oleh FCC, yaitu direct sequence spread spectrum (DSSS) and frequency hopping spread spectrum (FHSS). Jelaskan masing-masing teknologi spread spectrum tersebut!
  4. Mode wireless bridge terdiri atas mode root, non-root, access point, dan repeater. Jelaskan keempat mode tersebut!
  5. Sebutkan lima syarat yang harus diperhatikan ketika membeli dan menginstall RF connector!
  6. Ada tiga lisensi bebas ketetapan band ISM FCC yang dapat digunakan, sebutkan dan jelaskan!
  7. Scanning ada dua macam, yaitu scanning pasif dan scanning aktif. Jelaskan masing-masing scanning tersebut!
  8. Sebutkan dan jelaskan tiga tipe utama dari spacing interval (interframe space)!
  9. Efek multipath dapat menyebabkan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi transmisi dari sinyal RF yang berbeda-beda, sebutkan beberapa kondisi tersebut!
  10. Apa yang dimaksud dengan WEP (Wired Equivalent Privacy)? Serta apa saja alasan mengapa memilih WEP!



Kunci Jawaban
1.        Terdapat 2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar gedung. Pertama disebut Point to Point (PTP), dan yang kedua disebut Point to Multipoint (PTMP). Point to point adalah koneksi nirkabel hanya antar dua bangunan, Koneksi PTP hampir selalu menggunakan semi-directional atau highly-directional antena pada masing-masing akhir dari link. Sedangkan Point to multipoint adalah koneksi nirkabel tiga atau lebih dari beberapa gedung, bentuk penerapannya adalah “hub and spoke” atau topologi star, dimana salah satu gedung sebagai titik pusat dari jaringan (server).
2.        Frekuensi radio merupakan suatu sinyal arus bolak-balik frekwensi tinggi (AC) yang berjalan terus pada suatu konduktor tembaga dan kemudian diradiasikan ke udara melalui sebuah antena. Suatu antena mengubah suatu sinyal kabel menjadi sinyal wireless dan vice versa. Ketika sinyal AC frekuensi tinggi diradiasikan ke udara, maka akan membentuk gelombang radio. Gelombang Radio ini akan menjauh dari sumber (antena) pada suatu garis lurus di segala jurusan dengan segera.
3.        Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) merupakan tipe yang banyak dikenal dan digunakan pada tipe spread spectrum, menggunakan implementasi dan data rate yang tinggi. DSSS merupakan metode pengiriman data dimana system pengirim dan penerima bekerja pada frekuensi 22 MHz. Sedangkan Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) merupakan teknik spread spectrum yang menggunakan frequency khusus untuk menyebarkan data lebih lebih dari 83 MHz. Kelincahan frekuensi tergantung pada radio kemampuan radio untuk berganti pengiriman frekuensi secara tiba-tiba dalam penggunaan band frekuensi RF.
4.        Mode Root
Satu bridge dalam masing-masing root harus diset sebagai root bridge. Sebuah root bridge hanya dapat berkomunikasi dengan non-root bridge dan peraltan klien yang lain tidak dapat berhubungan dengan root bridge yang lain.
Mode Non-Root
Wireless bridge menyertakan dalam mode non-root, dengan wireless ke wireless bridge yang berada dalam model root. Beberapa industri wireless bridge mendukung koneksi client ke mode non-root bridge dimana bridge tersebut berada dalam mode access point. Peralatan client berhubungan dengan AP (bridge dalam mode access point) dan bridge berkomunikasi dengan bridge
Mode Access Point
Beberapa perusahaan mengambil administrator yang mampu menghubungkan client dengan bridge, yang sebenarnya hanya memberikan fungsional access point bridge.
Mode Repeater
Wireless bridges juga dapat dikonfigurasi seperti repeater, seperti gambar 7. Pada konfigurasi repeater, bridge akan diposisikan antara dua brindge yang lain untuk tujuan menambahkan panjang segment wireless bridge.
5.        Lima syarat yang harus diperhatikan ketika membeli dan menginstall RF connector:
-       RF connector harus match dengan impedansi dari semua komponen wireless LAN yang lain (pada umumnya 50Ω).
-       Mengetahui banyaknya insertion loss masing-masing konektor dimasukkan ke penyebab timbulnya signal. Angka kerugian (loss) disebabkan factor dalam kalkulasi anda untuk keperluan sinyal kuat dan jarak yang di-ijinkan.
-       Mengetahui spesifikasi dari the upper frequency limit (frequency response) untuk konektor tertentu.point ini akan sangat penting ketika frekuensi 5 Ghz wireless LAN yang lebih umum. Beberapa konektor rata-rata hanya maksimum sampai 3 GHz, dimana ini bagus untuk digunakan frekuensi 2.4 GHz wireless LAN, tapi ini tidak akan bekerja pada frekuensi 5 GHz wireless LAN. Beberapa konektor rata-rata hanya sampai 1 GHz dan tidak akan bekerja pada semua frekuensi wireless LAN, selain dari legacy 900 MHz wireless LAN.
-       Waspadai mutu konektor yang tidak baik. Pertama, selalu pertimbangkan pembelian dari perusahaan yang mempunyai nama baik. Ke dua, pembelian hanya pada konektor kualitas tinggi yang diprodusi oleh perusahaan ternama.
-       Yakin kan anda mengetahui kedua jenis konektor (N, F, SMA, dll.) bahhwa anda memerlukan jenis kelamin dari konektor tersebut. Konektor terdiri dari male dan female. Male connector mempunyai center pin, dan female connector mempunyai suatu bak penampung pusat.
6.        Band 900 MHz ISM
Band 900 MHz ISM memiliki range frekuensi dari 920 MHz hingga 928 MHz. Tepatnya band ini berada pada 915 MHz ± 13 MHz. Beberapa peralatan wireless masih menggunakan band 900 MHz seperti telepon rumah dan sistem kamera wireless.
Band 2.4 GHz ISM
Band ini digunakan untuk seluruh 802.11, 802.11b dan 802.11g dan hingga sejauh ini paling banyak mendiami area dari tiga band. Band 2.4 GHz ISM ini memiliki batas 2.4000 GHz dan 2.5000 GHz, hanya frekuensi 2.4000-2.4835 yang biasanya digunakan perangkat wireless LAN.
Band 5.8 GHz ISM
Band ini dapat disebut juga Band 5 GHz ISM. Band 5.8 GHz ISM memiliki batas antara 5.725 GHz dan 5.875 GHz dengan luas bandwidth sebesar 150 MHz. Band frekuensi ini tidak ditetapkan untuk penggunaan piranti wireless LAN.
7.        Scanning pasif
Scanning pasif adalah proses mendengarkan untuk rambu pada masing-masing saluran untuk suatu periode waktu tertentu yang spesifik mengikuti stasiun (initialized). Rambu ini dikirim oleh acces point menunjuk (infrastruktur mode) atau stasiun klien (ad hoc mode), dan membaca sekilas karakteristik tentang akses point atau stasiun yang didasarkan pada rambu ini. Stasiun yang mencari-cari suatu jaringan mendengarkan untuk rambu sampai mendengar suatu rambu yang mendaftarkan SSID menyangkut jaringan itu mengharapkan untuk bergabung. Stasiun kemudian mencoba untuk bergabung dengan jaringan melalui akses point itu mengirim rambu itu.
Scanning aktif
Scanning aktif melibatkan pengiriman dari suatu permintaan pemeriksaan membingkai dari suatu stasiun wireless. Stasiun mengirimkan pemeriksaan ini membingkai dimana mereka dengan aktif mencari-cari suatu jaringan untuk bergabung dengannya. Pemeriksaan membingkai akan berisi salah satu SSID, menyangkut jaringan yang mereka ingin bergabung dengan atau suatu siaran SSID. Jika suatu pemeriksaan meminta dikirim menetapkan suatu SSID, kemudian hanya akses poin- akses poin yang  sedang menservis SSID itu akan menjawab dengan suatu pemeriksaan menanggapi bingkai. Jika suatu pemeriksaan meminta bingkai dikirim dengan suatu siaran SSID, kemudian semua akses point dalam jangkauan akan menjawab dengan suatu pemeriksaan menanggapi bingkai yang lain.
8.        Ada tiga tipe utama dari spacing interval (interframe space) yaitu : SIFS, DIFS, dan PIFS.
Short Interframe Space (SIFS)
SIFS adalah space interframe yang pendek. SIFS digunakan sebelum dan sesudah dimana semua tipe dari pesan telah dikirim.
Point Coordination Function Interframe Space (PIFS) 
Pifs mempunyai durasi yang lebih pendek dibandingkan DIPS. PCF hanya bekerja denga DCF, dan tidak berdiri sendiri , ketika access point berhenti melakukan polling pemancar dapat meneruskan untuk mentransmisikan data kembali dengan menggunakan mode DCF.
Distributed Coordination Function Interframe space (DIFS)
DIFS mempunyai interframe space yang lebih panjang dan digunakan dalam pemancar 802.11 yang berfungsi sebagai pendistribusi.
9.        Efek multipath dapat menyebabkan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi transmisi dari sinyal RF dengan berbeda-beda, kondisi tersebut antara lain:
-       Penurunan amplitudo sinyal (downfade)
Banyak gelombang yang dipantulkan pada waktu yang bersamaan namun dari arah yang berbeda disisi penerima, gelombang tersebut merupakan tambahan dari gelombang RF utamanya. Jika saat gelombang dipantulkan tidak terjadi perbedaan fase akan menyebabkan terjadinya downfade.
-       Corruption
Saat gelombang dipantulkan pada penerima tidak terjadi perbedaan fase terhadap sinyal aslinya menyebabkan amplitudo gelombang berkurang dengan besar.
-       Nulling
Terjadi saat/lebih gelombang datang dipantulkan pada penerima tidak terjadi perbedaan fase terhadap gelombang utamanya maka amplitudo sinyal utama dihapus atau null.
-       Kenaikkan amplitudo sinyal (upfade)
Istilah untuk menggambarkan multipath yang menyebabkan sinyal RF dengan daya yang kuat. Yang seharusnya terjadi perbedaan fase terhadap gelombang utamanya, sama dengan downfade semua gelombang tersebut adalah penambahan sinyal utama.
10.    WEP (Wired Equivalent Privacy) merupakan suatu algoritma enkripsi yang digunakan oleh shared key pada proses autentikasi untuk memeriksa user dan untuk meng-enkripsi data yang dilewatkan pada segment jaringan wireless pada LAN.
WEP digunakan pada standar IEEE 802.11. WEP juga merupakan algoritma sederhana yang menggunakan pseudo-random number generator (PRNG) dan RC4 stream cipher.
Alasan memilih WEP
Walaupun WEP merupakan sistem keamanan yang lemah, namun WEP dipilih karena telah memenuhi standar dari 802.11 yakni:
-       Exportable
-       Reasonably strong
-       Self-Synchronizing
-       Computationally Efficient
-       Optional

WEP dimaksudkan untuk tujuan keamanan yakni kerahasiaan data, mengatur hak akses dan integritas data.

BAB 5. UJICOBA LOGIN HOTSPOT

Uji coba login hotspot dengan menggunakan switch. Caranya antara lain:
1.      Klik network and internet pada control panel kemudian klik change adapter settings.
2.      Siapkan windows yang akan digunakan uji coba. Jadikan satu folder dengan file mikrotik.
3.      Klik new pada VM ware virtual machine. Setelah muncul dialog box create new virtual machine, kemudian klik next.
4.      Tulis nama windows pada dialox box VM name and OS type lalu klik next.
5.      Selanjutnya klik next.
6.      Pada virtual hard disk pilih use existing hard disk, kemudian browser dan pilih file windows, lalu klik next.
7.      Setelah selesai dan muncul icon widows pada pojok kiri atas. Klik icon windowsnya kemudian klik setting. Pastikan dalam network menggunakan host-only adapter. Kemudian ok.
8.      Untuk menjalankan windows klik start.
9.      Pastikan firewall dimatikan. Setelah windows sudah dijalankan kembali ke mikrotik dan klik start.
10.  Klik repair pada local area network pada windows yang sedang dijalankan dalam VM ware virtual machine. Klik aplikasi Mozilla untuk menguji ip address yang sudah dibuat (misal 192.168.2.1).
11.  Jalankan winbox. klik IP kemudian klik hotspot.
12.  Pilih hotsetup. Plih switch dan next sampai dengan muncul ok.

13.   Buka mozzila kemudian ketik ip address yang sudah dibuat. Jika sudah terbuka maka masukkan username dan password yang sudah dibuat sebelumnya.

BAB 4. SETTING IP HOTSPOT

Langkah awal dalam mensetting IP address adalah dengan mengkonfigurasi terlebih dahulu, yaitu dengan cara:
-       Klik IP.
-       DNS, setelah muncul kotak DNS akan terlihat server yang sudah ada angkannya kemudian di close.
-       Klik IP pilih Routers,setelah munculRouters line pada baris AS diklik kemudian close.
-       Klik IP pilih firewall, setelah munculkotak firewall klik NAT kemudian klik icon + yang berwarna merah untuk menambahkan data, pada chain kita tulis scnat, pada out interface kilik action pilih accept kemudian close.
-       Klik IP pilih DHCP server klik DHCP 2 kemudian close.
-       Klik IP pilih DNS, untuk mengecek sudah benar atau belum.
-       Klik IP pilih Routers, kita cek sudah benar atu belum.
-       Klik IP pilih Hotspot,klik hotspot setup, kemudian pilih allpage klik ok. Setelah muncul local network setup kita pilih name terus, setelah muncul kotak hotspot user kita tulis user dan password yang mudah kita ingat. Pembuatan IP Hotspot sudah berhasil tinggal ditambahkan aplikasi yang ingin kita tambahkan.

Berikut tadi adalah langkah-langkah dalam pembuatan IPsetting Hotspot secara sederhana, silahkan mencobannya dan semoga berhasil. Terima kasih.

BAB 3. KONFIGURASI DHCP SERVER

Langkah awal yang harus dilakukan dalam setting DHCP server adalah:
·           Langkah-langkah konfigurasi IP Address.
1.        Klik IP - DHCP server.
2.        Kemudian pilih DHCP setup.
3.        Kemudian pilih mana yang akan diberikan DHCP, boleh acces point atau switch, keduanya boleh diberikan DHCP, namun modem tidak boleh diberikan DHCP karena modem akan terhubung dengan internet.
4.        Kemudian dipilih acces point kita berikan DHCP server, kemudian aktifkan DHCP servernya ke acces point, kemudian klik next.
5.        Kemudian isi DHCP address space (192.168.1.024) boleh diisi dengan angka bebas asalkan nilainya lebih dari 24.
6.        Klik next.
7.        Getway for DHCP network tetap dibiarkan saja (192.168.1.1) klik next.
8.        Address to Give Out (168.12.192.168.1.254) dengan mengatur angka tersebut dapat diketahui berapa orang yang akan terhubung ke acces point.
9.        Klik next.
10.    DNS sever diberikan milik google (8888) akan mempengaruhi dari kecepatan internet.
11.    License time (1.00.00.00) dengan diatur demikian berarti 1 hari akan terhubung.
12.    Klik OK. Demikian selesai sudah setting DHCP.
·           Kemudian kita ke acces point.
1.        Klik wireless network connection 2.
2.        Klik kanan – disable Enable.
3.        Untuk melihat IP - klik properties.
4.        Dapat memilih dos cmd.
5.        Selanjutnya tes ping getway, jika replay mikrotik  berhasil dikonfigurasi.
6.        Selanjutnya tes ping DNS1 dan DNS2.
7.        Kemudian membuat untuk Switch dilakukan dengan cara yang sama seperti membuat pada acces point.
8.        Klik virtual host-only network.
9.        Klik disable - Enable.
10.    Kemudian lihat sudah terhung di internet acces atau belum dengan cara melihat di alow sharing.
11.    Sudah mendapat IP address secara otomatis (192.268.2.1/ 192.268.2.1).
12.    DNS servernya (8 8 8 8).
13.    Sudah berhasil setting DHCP server untuk switch dan acces point.
·           Setting DHCP server untuk switch dan acces point untuk terhubung ke internet.
1.        Perlu di Natting.
2.        IP - Route.
3.        IP - DNS (disetting).
4.        Untuk DNS servernya masukan IP dari modem (192.168.0.1).
5.        IP - Route.
6.        Klik tanda +.
7.        Klik OK.
8.        IP - firewall.
9.        Pilih NAT.
10.    Klik tanda +.
11.     General - Chan - sscnat.
12.    Out Interface - modem.
13.    Action - masqurit.
14.    Klik Ok.
·           Untuk IP route Getway
1.        IP - Routes.
2.        Klik tanda +.
3.        Det Address (0 0 0 0 0).
4.        Gaetway (192.168.0.1).
5.        Klik OK.
6.        Plih recible modem untuk conec hotspot maka akan mendapat IP secara otomatis.
7.        Wireless Network Conection 2.
8.        Netsh wlan start hosted network.
9.        Klik Ok.
10.    Netsh.
11.    Secara otomatis jika ada yang terhubung ke acces point kita (wireless network connection 2) maka sudah bisa digunakan  untuk internetan menggunakan jaringan yang kita miliki.

12.    Akan ditanya halaman login, Usernama dan password.