Soal
- Dalam aplikasi wireless LAN menghubungkan gedung satu dengan yang lain, terdapat 2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar gedung, yaitu Point to Point (PTP), dan Point to Multipoint (PTMP). Jelaskan dua bentuk dari konektivitas tersebut!
- Apa yang dimaksud dengan frekuensi radio?
- Dalam teknologi spread spectrum hanya dua tipe yang disetujui oleh FCC, yaitu direct sequence spread spectrum (DSSS) and frequency hopping spread spectrum (FHSS). Jelaskan masing-masing teknologi spread spectrum tersebut!
- Mode wireless bridge terdiri atas mode root, non-root, access point, dan repeater. Jelaskan keempat mode tersebut!
- Sebutkan lima syarat yang harus diperhatikan ketika membeli dan menginstall RF connector!
- Ada tiga lisensi bebas ketetapan band ISM FCC yang dapat digunakan, sebutkan dan jelaskan!
- Scanning ada dua macam, yaitu scanning pasif dan scanning aktif. Jelaskan masing-masing scanning tersebut!
- Sebutkan dan jelaskan tiga tipe utama dari spacing interval (interframe space)!
- Efek multipath dapat menyebabkan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi transmisi dari sinyal RF yang berbeda-beda, sebutkan beberapa kondisi tersebut!
- Apa yang dimaksud dengan WEP (Wired Equivalent Privacy)? Serta apa saja alasan mengapa memilih WEP!
Kunci Jawaban
1.
Terdapat 2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar
gedung. Pertama
disebut Point to Point (PTP), dan yang kedua disebut Point to Multipoint
(PTMP). Point to point adalah koneksi nirkabel hanya antar dua bangunan,
Koneksi PTP hampir selalu menggunakan semi-directional atau highly-directional
antena pada masing-masing akhir dari link. Sedangkan Point to multipoint adalah koneksi
nirkabel tiga atau lebih dari beberapa gedung, bentuk penerapannya adalah “hub and
spoke” atau topologi star, dimana salah satu gedung sebagai titik pusat dari
jaringan (server).
2.
Frekuensi radio merupakan suatu sinyal arus bolak-balik frekwensi tinggi
(AC) yang berjalan terus pada suatu konduktor tembaga dan kemudian diradiasikan
ke udara melalui sebuah antena. Suatu antena mengubah suatu sinyal kabel menjadi sinyal wireless dan vice versa. Ketika sinyal AC
frekuensi tinggi diradiasikan ke udara, maka akan membentuk gelombang radio.
Gelombang Radio ini akan menjauh dari sumber (antena) pada suatu garis lurus di
segala jurusan dengan segera.
3.
Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) merupakan tipe yang banyak dikenal dan digunakan pada
tipe spread spectrum, menggunakan implementasi dan data rate yang tinggi. DSSS
merupakan metode pengiriman data dimana system pengirim dan penerima bekerja
pada frekuensi 22 MHz. Sedangkan Frequency
Hopping Spread Spectrum (FHSS)
merupakan teknik spread spectrum yang menggunakan frequency khusus untuk
menyebarkan data lebih lebih dari 83 MHz. Kelincahan frekuensi tergantung pada
radio kemampuan radio untuk berganti pengiriman frekuensi secara tiba-tiba
dalam penggunaan band frekuensi RF.
4.
Mode
Root
Satu
bridge dalam masing-masing root harus diset sebagai root bridge. Sebuah root
bridge hanya dapat berkomunikasi dengan non-root bridge dan peraltan klien yang
lain tidak dapat berhubungan dengan root bridge yang lain.
Mode
Non-Root
Wireless
bridge menyertakan dalam mode non-root, dengan wireless ke wireless bridge yang
berada dalam model root. Beberapa industri wireless bridge mendukung koneksi
client ke mode non-root bridge dimana bridge tersebut berada dalam mode access
point. Peralatan client berhubungan dengan AP (bridge dalam mode access point)
dan bridge berkomunikasi dengan bridge
Mode
Access Point
Beberapa
perusahaan mengambil administrator yang mampu menghubungkan client dengan
bridge, yang sebenarnya hanya memberikan fungsional access point bridge.
Mode
Repeater
Wireless
bridges juga dapat dikonfigurasi seperti repeater, seperti gambar 7. Pada
konfigurasi repeater, bridge akan diposisikan antara dua brindge yang lain
untuk tujuan menambahkan panjang segment wireless bridge.
5.
Lima syarat yang harus diperhatikan ketika membeli dan menginstall RF
connector:
-
RF
connector harus match dengan impedansi dari semua komponen wireless LAN yang
lain (pada umumnya 50Ω).
-
Mengetahui
banyaknya insertion loss masing-masing konektor dimasukkan ke penyebab
timbulnya signal. Angka kerugian (loss) disebabkan factor dalam kalkulasi anda
untuk keperluan sinyal kuat dan jarak yang di-ijinkan.
-
Mengetahui
spesifikasi dari the upper frequency limit (frequency response) untuk konektor
tertentu.point ini akan sangat penting ketika frekuensi 5 Ghz wireless LAN yang
lebih umum. Beberapa konektor rata-rata hanya maksimum sampai 3 GHz, dimana ini
bagus untuk digunakan frekuensi 2.4 GHz wireless LAN, tapi ini tidak akan
bekerja pada frekuensi 5 GHz wireless LAN. Beberapa konektor rata-rata hanya
sampai 1 GHz dan tidak akan bekerja pada semua frekuensi wireless LAN, selain
dari legacy 900 MHz wireless LAN.
-
Waspadai
mutu konektor yang tidak baik. Pertama, selalu pertimbangkan pembelian dari
perusahaan yang mempunyai nama baik. Ke dua, pembelian hanya pada konektor
kualitas tinggi yang diprodusi oleh perusahaan ternama.
-
Yakin
kan anda mengetahui kedua jenis konektor (N, F, SMA, dll.) bahhwa anda
memerlukan jenis kelamin dari konektor tersebut. Konektor terdiri dari male dan
female. Male connector mempunyai center pin, dan female connector mempunyai
suatu bak penampung pusat.
6.
Band
900 MHz ISM
Band
900 MHz ISM memiliki range frekuensi dari 920 MHz hingga 928 MHz. Tepatnya band
ini berada pada 915 MHz ± 13 MHz. Beberapa peralatan wireless masih menggunakan
band 900 MHz seperti telepon rumah dan sistem kamera wireless.
Band
2.4 GHz ISM
Band
ini digunakan untuk seluruh 802.11, 802.11b dan 802.11g dan hingga sejauh ini
paling banyak mendiami area dari tiga band. Band 2.4 GHz ISM ini memiliki batas
2.4000 GHz dan 2.5000 GHz, hanya frekuensi 2.4000-2.4835 yang biasanya
digunakan perangkat wireless LAN.
Band
5.8 GHz ISM
Band
ini dapat disebut juga Band 5 GHz ISM. Band 5.8 GHz ISM memiliki batas antara
5.725 GHz dan 5.875 GHz dengan luas bandwidth sebesar 150 MHz. Band frekuensi
ini tidak ditetapkan untuk penggunaan piranti wireless LAN.
7.
Scanning
pasif
Scanning
pasif adalah proses mendengarkan untuk rambu pada masing-masing saluran untuk
suatu periode waktu tertentu yang spesifik mengikuti stasiun (initialized).
Rambu ini dikirim oleh acces point menunjuk (infrastruktur mode) atau stasiun
klien (ad hoc mode), dan membaca sekilas karakteristik tentang akses point atau
stasiun yang didasarkan pada rambu ini. Stasiun yang mencari-cari suatu
jaringan mendengarkan untuk rambu sampai mendengar suatu rambu yang
mendaftarkan SSID menyangkut jaringan itu mengharapkan untuk bergabung. Stasiun
kemudian mencoba untuk bergabung dengan jaringan melalui akses point itu
mengirim rambu itu.
Scanning
aktif
Scanning
aktif melibatkan pengiriman dari suatu permintaan pemeriksaan membingkai dari
suatu stasiun wireless. Stasiun mengirimkan pemeriksaan ini membingkai dimana
mereka dengan aktif mencari-cari suatu jaringan untuk bergabung dengannya.
Pemeriksaan membingkai akan berisi salah satu SSID, menyangkut jaringan yang
mereka ingin bergabung dengan atau suatu siaran SSID. Jika suatu pemeriksaan
meminta dikirim menetapkan suatu SSID, kemudian hanya akses poin- akses poin
yang sedang menservis SSID itu akan
menjawab dengan suatu pemeriksaan menanggapi bingkai. Jika suatu pemeriksaan
meminta bingkai dikirim dengan suatu siaran SSID, kemudian semua akses point
dalam jangkauan akan menjawab dengan suatu pemeriksaan menanggapi bingkai yang
lain.
8.
Ada
tiga tipe utama dari spacing interval (interframe space) yaitu : SIFS, DIFS,
dan PIFS.
Short
Interframe Space (SIFS)
SIFS
adalah space interframe yang pendek. SIFS digunakan sebelum dan sesudah dimana
semua tipe dari pesan telah dikirim.
Point
Coordination Function Interframe Space (PIFS)
Pifs
mempunyai durasi yang lebih pendek dibandingkan DIPS. PCF hanya bekerja denga
DCF, dan tidak berdiri sendiri , ketika access point berhenti melakukan polling
pemancar dapat meneruskan untuk mentransmisikan data kembali dengan menggunakan
mode DCF.
Distributed
Coordination Function Interframe space (DIFS)
DIFS
mempunyai interframe space yang lebih panjang dan digunakan dalam pemancar
802.11 yang berfungsi sebagai pendistribusi.
9.
Efek
multipath dapat menyebabkan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi transmisi
dari sinyal RF dengan berbeda-beda, kondisi tersebut antara lain:
-
Penurunan
amplitudo sinyal (downfade)
Banyak
gelombang yang dipantulkan pada waktu yang bersamaan namun dari arah yang
berbeda disisi penerima, gelombang tersebut merupakan tambahan dari gelombang
RF utamanya. Jika saat gelombang dipantulkan tidak terjadi perbedaan fase akan
menyebabkan terjadinya downfade.
-
Corruption
Saat
gelombang dipantulkan pada penerima tidak terjadi perbedaan fase terhadap
sinyal aslinya menyebabkan amplitudo gelombang berkurang dengan besar.
-
Nulling
Terjadi
saat/lebih gelombang datang dipantulkan pada penerima tidak terjadi perbedaan
fase terhadap gelombang utamanya maka amplitudo sinyal utama dihapus atau null.
-
Kenaikkan
amplitudo sinyal (upfade)
Istilah
untuk menggambarkan multipath yang menyebabkan sinyal RF dengan daya yang kuat.
Yang seharusnya terjadi perbedaan fase terhadap gelombang utamanya, sama dengan
downfade semua gelombang tersebut adalah penambahan sinyal utama.
10.
WEP
(Wired Equivalent Privacy) merupakan suatu algoritma enkripsi yang digunakan
oleh shared key pada proses autentikasi untuk memeriksa user dan untuk
meng-enkripsi data yang dilewatkan pada segment jaringan wireless pada LAN.
WEP
digunakan pada standar IEEE 802.11. WEP juga merupakan algoritma sederhana yang
menggunakan pseudo-random number generator (PRNG) dan RC4 stream cipher.
Alasan
memilih WEP
Walaupun
WEP merupakan sistem keamanan yang lemah, namun WEP dipilih karena telah
memenuhi standar dari 802.11 yakni:
-
Exportable
-
Reasonably
strong
-
Self-Synchronizing
-
Computationally
Efficient
-
Optional
WEP dimaksudkan
untuk tujuan keamanan yakni kerahasiaan data, mengatur hak akses dan integritas
data.